Sejatinya menghadap ke mana pun, kita melihat kebesaran Allah yang membuat kita menyebut nama-Nya. Bukan hanya di Ka‘bah, tapi juga di gubuk-gubuk orang miskin, di rumah-rumah yatim, bahkan di lembaga pemasyarakatan. Masjid bisa roboh, Ka‘bah bisa sepi, tapi hati manusia yang beriman akan abadi dalam ketaatan dan kecintaan pada-Nya.
Buku ini ditulis oleh seorang mualaf yang ingin berbagi kisah kepada saudara seimannya. memperlihatkan betapa sempurnanya agama islam. Membuka mata para pembaca agar tidak takut mengorbankan segala kenikmatan dunia untuk akhirat.